17. The words in the original can have two meanings: (1) That on that Day man will remember whatever he had done in the world and will regret, but what will remembrance and regretting avail him then. (2) That on that Day man will take heed and accept admonition: he will realize that whatever he had been told by the Prophets was true and he Al-Qur'an surat Al-Fajr ayat 20-30 lengkap dengan teks arab dan latin, tafsir ayat, terjemahan indonesia, serta audio murottal. Juz ke-30 tafsir ayat ke-27 . Audio: Arabic & English. English Transliteration of Surah Al-Fajr. This is chapter 89 of the Noble Quran. Quran recitation by Abdul Hadi Kanakeri, English translation of the Quran by Yusuf Ali and Tafsir by Sayyid Abul Ala Maududi. Terjemahan/Arti Surah Al Fajr Dalam Bahasa Inggris. Surah yang ke-89 dalam Al Qur’an dan terdiri dari 30 ayat. الفجر Al Fajr – The Dawn 89:1 By the Dawn 89:2 And ten nights, 89:3 And the Even and the Odd, 89:4 And the night when it departeth, 89:5 There surely is an oath for thinking man. […] Tafsir Surat Al-Fajr: 21-30 Jangan berbuat (demikian). Apabila bumi diguncangkan berturut-turut, dan datanglah Tuhanmu; sedangkan malaikat-malaikat berbaris-baris, dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; dan pada hari itu ingatlah manusia, tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, "Alangkah baiknya kira-nya aku — Surat Al-Fajr Ayat 30 Wahai jiwa yang tenang dengan zikir dan iman kepada Allah, dan juga tenang dengan apa yang Allah siapakan bagi orang orang yang beriman,yaitu nikmat surga, Pulanglah kepada tuhanmu dalam keadaan ridha dengan pemuliaan dari Allah kepadamu,dan Allah telah meridhaimu, Masuklah kedalam robongan hamba-hamba Allah yang . Oleh. Al-Ustadz. Rokhmat S. Labib, يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠ Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku QS al-Fajr [89] 27-30. Dalam ayat-ayat sebelumnya dijelaskan tentang celaan dan ancaman terhadap para pelaku maksiat. Ancaman itu benar-benar akan menjadi kenyataan ketika datang Hari Kiamat. Mereka harus menerima siksaan yang amat dahsyat. Demikian dahsyatnya hingga tidak satu pun siksaan manusia di dunia yang menyamainya. Mereka pun menyesali perbuatan mereka. Namun, penyesalan itu sudah terlambat sehingga tidak bermanfaat sama sekali bagi mereka. Kemudian dalam ayat ini diberitakan tentang adanya golongan lain dari kalangan manusia. Mereka tidak termasuk yang ditimpa siksaan tiada tara itu. Mereka justru mendapat kabar gembira dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Tafsir Ayat Allah SWT berfirman Yâ ayyatuhâ an-nafsu al-muthmainnah Hai jiwa yang tenang. Ayat ini memberitakan tentang pemanggilan an-nafs al-muthmainnah. Kata an-nafs bisa digunakan untuk menyebut zat benda secara keseluruhan lihat QS al-Zumar [39] 56; QS al-An’am [6] 151;[1] bisa juga untuk menyebut ruh lihat QS al-An’am [6] 93.[2] Adapun kata al-muthmainnah merupakan ism al-fâ’il dari al-thuma’nînah wa al-ithmi’nân. Secara bahasa, kata al-thuma’nînah berarti as-sukûn diam, tenang, tidak bergerak.[3] Dijelaskan juga oleh al-Asfahani, kata tersebut berarti as-sukûn ba’da al-inzi’âj tenang setelah gelisah atau cemas.[4] Menurut at-Tunisi, kata ithma’anna digunakan ketikahâdi[an] ghayra mudhtharib wa lâ munza’ij tenang, tidak cemas dan tidak gelisah. Kata itu juga bisa juga digunakan untuk menunjuk ketenangan jiwa karena membenarkan apa yang dalam al-Quran tanpa ada keraguan dan kebimbangan. Oleh karena itu, penyebutan tersebut merupakan pujian atas jiwa tersebut. Bisa pula, ketenangan jiwa tersebut tanpa takut dan fitnah di akhirat.[5] Siapa yang dimaksud dengan orang yang berjiwa tenang dalam ayat ini? Ada beberapa penjelasan. Menurut Ibnu Abbas, dia adalah al-muthmainnah bi tsawâbil-Lâh jiwa yang tenteram dengan pahala Allah; juga bermakna jiwa yang mukmin.[6] Al-Hasan menafsirkannya sebagai al-mu’minah al-mûqînah jiwa yang mukmin dan yakin. Athiyah berpendapat, ia adalah jiwa yang ridha terhadap qadha Allah.[7] Dikemukakan al-Khazin, yang dimaksud dengannya adalah jiwa yang teguh di atas iman dan keyakinan, membenarkan apa yang difirmankan Allah SWT, meyakini Allah SWT sebagai Tuhannya, serta tunduk dan taat terhadap perintah-Nya.[8]Ibnu Jarir ath-Thabari memaknainya sebagai orang yang tenteram dengan janji Allah SWT yang disampaikan kepada ahli iman di dunia berupa kemuliaan bagi dirinya di akhirat, kemudian dia membenarkan janji itu.[9] Abu Hayyan al-Andalusi menyatakan, al-muthmainah adalah al-âminah orang yang aman dan tenteram tidak diliputi oleh ketakutan dan kekhawatiran; atau tenteram dengan kebenaran dan tidak dicampuri dengan keraguan.[10] Diterangkan Fakhruddin ar-Razi, al-itmi’nân berarti al-istiqrâr wa ats-tsabbât kekokohan dan keteguhan. Bentuk keteguhan itu ada beberapa. Pertama meyakini kebenaran dengan pasti Lihat QS al-Baqarah [2] 260. Kedua an-nafs al-âminah jiwa yang aman dan tenteram tidak bercampur dengan ketakutan dan kekhawatiran Lihat QS Fushilat [41] 30. Jika diperhatikan, sekalipun menggunakan redaksional yang berbeda-beda, sesungguhnya obyek yang ditunjuk tidak berbeda, yakni orang Mukmin yang taat dan ikhlas. Ini juga ditegaskan oleh al-Qurthubi, bahwa yang benar adalah jiwa tersebut bersifat umum mencakup semua jiwa yang mukmin, muklish dan taat.[11] Kepada jiwa yang tenang itu diserukan Irji’î ilâ Rabbika râdhiyah mardhiyyah kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai. Jiwa itu dipanggil untuk kembali kepada Rabbiki. Yang dimaksud dengan Rabbiki di sini adalah Allah SWT.[12] Digunakan kata Rabbiki, menurut al-Alusi, untuk menambah kelembutan.[13] Di-mudhâf-kan kepadadhamîr an-nafs al-mukhâthah—yakni kata ganti orang kedua yang menunjuk pada an-nafs—berguna sebagai tasyrîf[an] lahu untuk memuliakannya.[14] Menurut Ibnu Zaid, perkataan ini disampaikan ketika mati dan keluarnya ruh dari jasad seorang Mukmin di dunia.[15] Dari Said berkata, “Saya membaca ayat ini Yâ ayyatuhâ an-nafsu al-muthmainnah; Irji’î ilâ Rabbiki râdhiyah mardhiyyah di samping Rasulullah saw., lalu Abu Bakar ra. berkata, “Sungguh ini sesuatu yang bagus.”Kamudian Rasulullah saw. bersabda أما إنَّ المَلَكَ سَيَقُولُهَا لَكَ عِنْدَ المَوتِ Adapun sesungguhnya malaikat akan mengatakan itu kepadamu ketika mati HR ath-Thabari.[16] Ada juga yang menafsirkan Rabbiki di sini adalah jasadnya. Artinya, an-nafs dimaknai sebagai ar-rûh lalu dikembalikan pada jasadnya. Di antara yang berpendapat demikian adalah Ibnu Abbas, Ikrimah dan Atha`; juga ath-Thabari dan al-Qurthubi.[17] Menurut ath-Thabari, perkataan itu disampaikan pada Hari Kebangkitan. Dalilnya adalah kalimat berikutnyaFa [i]dkhulî fî ibâdî Wa [id]khulî jannatî.[18] Disebutkan bahwa jiwa tersebut kembali dalam keadaan râdhiyat[an] mardhiyyat[an]. Kata râdhiyah berarti râdhiyah bimâ ûtiyatihi jiwa itu puas dengan apa yang diberikan kepadanya. Adapun mardhiyyah berarti mardhiyyah indal-Lâh bi amalika jiwa itu diridhai di sisi Allah dengan amal kalian.[19] Dengan kata lain, jiwa tersebut ridha kepada Allah beserta kemuliaan yang diberikan kepadanya berupa pahala dan Allah pun ridha terhadap jiwa itu.[20] Kemudian dikatakan kepadanya Fa [i]dkhulî fî ibâdî lalu masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Seruan ini berarti Masuklah ke dalam kumpulan hamba-Ku yang shalih dan bergabunglah bersama mereka. Sebab, maksud ibâdîpara hamba-Ku sebagaimana dijelaskan mufassir adalah ibâdî ash-shâlihîn, para hamba-Ku yang shalih. Di antara yang mengatakan demikian adalah Qatadah, al-Qurthubi, al-Khazin, Abu Hayyan, as-Samarqandi, al-Jazairi, dan lain-lain.[21]Menurut al-Qurthubi, ini sebagaimana firman Allah SWT وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ فِي الصَّالِحِينَ ﴿٩﴾ Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih benar-benar akan Kami masukkan ke dalam golongan orang-orang yang salih QS al-Ankabut [29] 9. Kemudian dikatakan pula kepadanya Wa [id]khulî jannatî dan masuklah ke dalam surga-Ku. Mereka juga dipersilakan masuk ke dalam surga-Nya. Mereka menjadi penghuninya yang kekal dan abadi. Mereka benar-benar mendapatkan apa yang dijanjikan Allah SWT, yakni surga yang di dalamnya terdapat segala yang disenangi manusia. Allah SWT berfirman فِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ ۖ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴿٧١﴾ Di dalam surga itu terdapat segala yang diingini oleh hati dan sedap dipandang mata dan kalian kekal di dalamnya QS az-Zukhruf [43] 71. Itulah sebaik-baik tempat kembali. Semua karunia itu diberikan kepada mereka sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan selama di dunia. Keberuntungan Jiwa yang Tenang Ayat-ayat ini adalah di antara ayat yang memberitakan kabar gembira kepada orang-orang Mukmin dan beramal shalih yang tetap istiqamah hingga akhir hayatnya. Sebagaimana dipaparkan di muka, merekalah yang mendapatkan kehormatan berupa sebutan an-nafs al-muthaminnah. Sebutan tersebut benar-benar sesuai dengan keadaan dan realitas mereka, terutama pada Hari Kiamat kelak. Pada saat orang-orang kafir dan para pelaku kemaksiatan merasakan ketakutakan luar biasa ketika datangnya Hari Kiamat yang memang mengerikan, mereka justru dijamin keamanannya. Mereka tidak perlu takut dan khawatir. Bahkan mereka dipanggil dengan panggilan yang amat lembut Yâ ayyatuhâ an-nafs al-muthaminnah Wahai jiwa yang tenang lagi tenteram. Ketika orang-orang kafir dan pelaku maksiat menerima azab tiada tara di neraka, mereka dijauhkan dari siksa yang amat dahsyat itu. Mereka pun dipanggil untuk bergabung bersama dengan para hamba Allah SWT yang shalih lainnya. Mereka adalah sebaik-baik teman sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا ﴿٦٩﴾ Siapa saja yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang salih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya QS an-Nisa’ [4] 69. Mereka juga dipersilakan memasuki surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan. Mereka pun amat puas terhadap semua karunia Allah SWT itu. Allah SWT juga ridha terhadap mereka. Itulah balasan untuk mereka atas keimanan dan amal shalih mereka. Ini sebagaimana diberitakan dalam firman Allah SWT جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ ﴿٨﴾ Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya QS al-Bayyinah [98] 8. Mereka adalah orang-orang yang beruntung. Balasan yang yang mereka terima jauh lebih besar daripada yang mereka korbankan. Sewaktu di dunia, mereka memang harus bersusah-payah menjaga keimanan dan memperbanyak amal shalih. Mereka harus berjuang keras mengekang hawa nafsunya dan menahan diri tidak mengumbar kesenangannya. Mereka juga harus bersabar menjalani semua perintah-Nya dan menjauhi semua laranangan-Nya. Demikian pula tatkala menghadapi berbagai godaan, cobaan dan ujian; mereka harus tetap kokoh dan teguh. Sikap itu harus terus dipelihara sekalipun harus menanggung penderitaan dan rasa sakit. Akan tetapi, semua beban berat itu lenyap seketika tatkala mereka mengecap kenikmatan surga. Demikian nikmatnya hingga seolah-olah tidak pernah merasakan penderitaan sedikit pun. Keadaan mereka berkebalikan dengan orang-orang kafir dan para pelaku maksiat. Segala kesenangan yang mereka rasakan tidak sebanding dengan dahsyatnya siksa yang harus mereka terima. Begitu dimasukkan ke dalam neraka, semua kesenangan itu langsung sirna tak bersisa. Seolah mereka tidak pernah mengenyam kenikmatan sedikit pun. Rasulullah saw. bersabda يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِى النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لاَ وَاللهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِى الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِى الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لاَ وَاللهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِى بُؤُسٌ قَطُّ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ Pada Hari Kiamat akan didatangkan penduduk neraka yang paling bahagia sewaktu di dunia. Lalu ia dicelupkan ke neraka sekali celupan, kemudian dikatakan kepadanya, “Wahai anak Adam, adakah engkau melihat kebaikan? Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan?” Ia menjawab, ”Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku.” Didatangkan pula seorang penghuni surga yang paling sengsara sewaktu di dunia, lalu ia dicelupkan sekali celupan di surga, kemudian ia ditanya, ”Adakah engkau merasakan penderitaan? Apakah engkau pernah merasakan kesengsaraan?” Ia menjawab,”Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku. Aku tidak merasakan penderitaan sedikitpun dan sama sekali belum pernah mengalami kesengsaraanHR Muslim dari Anas bin Malik. Inilah gambaran besarnya kenikmatan surga dan dahsyatnya siksa neraka. Maka sungguh beruntung orang-orang yang tidak tertipu dengan dunia. Orang-orang yang senantiasa mengumpulkan bekal sebanyak-banyak menyongsong kehidupan akhirat yang abadi. Merekalah orang-orang beriman dan memenuhi kehidupannya dengan catatan amal shalih. Semoga kita termasuk di dalamnya. WalLâh a’lam bi ash-shawâb. [] Catatan kaki [1] Muhammad Thahir al-Tunisi, At-Tahrîr wa at-Tanwîr , vol. 3 Tunisia Dar al-Tunisiyah, 1984, 342. [2] Al-Asfahani, Al-Mufradât fî Gharîb al-Qur’ân Damaskus Dar al-Qalam, 1992, 868. [3] Ibnu Manzhur, Lisân al-Arab, vol. 13 Beirut Dar Shadir, tt, 268. [4] Al-Asfahani, Al-Mufradât fî Gharîb al-Qur`ân, 534. [5] At-Tunis, At-Tahrîr wa at-Tanwîr , vol. 3. [6] Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`ân, 20 Kairo Dar al-Kutub al-Mishriyyah, 1964, 57. [7] Al-Baghawi, Ma’âlim at-Tanzîl fî Tafsîr al-Qur`ân, vol. 5 Beirut Dar Ihya` al-Turats al-Arabi, 1420 H, 253. [8] Al-Khazin, Lubâb at-Ta’wîl fî Ma’ânî at-Tanzîl, vol. 4 Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1420 H. [9] Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur`ân, vol. 24 tt al-Risalah, 1420 H, 423. [10] Abu Hayyan al-Andalusi, al-Bahr al-Muhîth fî Tafsîr, vol. 10 Beirut Dar al-Fikr, 1420 H, 476. [11] Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, 20, 58. [12] Al-Qinuji, Fat-h al-Bayân,15 Beirut al-Maktabah al-Ashriyyah, 1992, 233. [13] Al-Alusi, Rûh al-Ma’ânî, vol. 20 Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995, 347. [14] AT-Tunisi, At-Tahrîr wa at-Tanwîr , vol. 3, 341. [15] Abu Hayyan al-Andalusi, Al-Bahr al-Muhîth fî Tafsîr, vol. 10, 476. [16] Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur`ân, vol. 24, 424. [17] Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur`ân, vol. 24, 425; al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`ân, 20, 58. [18] Az-Zamakhsyari, Al-Kasysyâf, 4 Beirut Dar al-Kitab al-Arabi, 1987, 72. [19] Abu Hayyan al-Andalusi, Al-Bahr al-Muhîth fî Tafsîr, vol. 10, 477. [20] As-Sa’di, Taysîr al-Karîm ar-Rahmân tt al-Risalah, 2000, 924. [21] Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, vol. 24, 423; al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`ân, 20, 59; al-Khazin, Lubâb al-Ta`wîl fî Ma’ânî at-Tanzîl, vol. 4, 427; Abu Hayyan al-Andalusi, Al-Bahr al-Muhîth fî Tafsîr, vol. 10, 477; as-Samarqandi, Bahr al-Ulûm, vol. 3 ; al-Jazairi, Aysar al-Tafâsîr, vol. 5 Madinah Makyabah al-Ulum wa al-Hikam, 2003, 571. وَٱدْخُلِى جَنَّتِى Arab-Latin Wadkhulī jannatīArtinya Masuklah ke dalam surga-Ku. Al-Fajr 29 ✵ Al-Balad 1 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Menarik Terkait Surat Al-Fajr Ayat 30 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Fajr Ayat 30 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Ada sekumpulan penafsiran dari berbagai ulama berkaitan makna surat Al-Fajr ayat 30, antara lain sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia27-30. Wahai jiwa yang tenang dengan zikir dan iman kepada Allah, dan juga tenang dengan apa yang Allah siapakan bagi orang orang yang beriman,yaitu nikmat surga, Pulanglah kepada tuhanmu dalam keadaan ridha dengan pemuliaan dari Allah kepadamu,dan Allah telah meridhaimu, Masuklah kedalam robongan hamba-hamba Allah yang shalih, Masuklah kedalam surgaku bersama mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram30. Masuklah bersama mereka ke dalam surga-Ku yang Aku siapkan untuk mereka.”📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah30. وَادْخُلِى جَنَّتِى masuklah ke dalam surga-Ku Yakni masuklah bersama mereka. Ini merupakan kemuliaan yang tidak ada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah30. Masuklah ke dalam surgaKu yang sangat luas bersama mereka. Ibnu Abu Hatim dari Buraidah tentang firmanNya {Ya Ayyatuhan Nafsu} [27] berkata “Ayat ini diturunkan untuk Hamzah” sedangkan Ibnu Abbas berkata ”Ayat ini diturunkan untuk Utsman ketika membeli sumur Ruma untuk memberi minum orang-orang muslim”📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{dan masuklah ke dalam surgaKu}📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H27-30. Sedangkan orang yang beriman kepada Allah dan merasa tenang dengan keimanan tersebut, serta membenarkan para rasulNya, maka dikatakan padanya, “Hai jiwa yang tenang,” dengan mengingat Allah dan damai pada cintaNya, yang matanya sejuk karena Allah, “kembalilah kepada Rabbmu,” yang merawatmu dengan nikmatNya dan menyempurnakan kebaikanNYa padamu hingga kau menjadi salah satu wali dan kekasihNya, “dengan hati yang puas lagi diridhaiNya,” yakni senang pada Allah dan pada pahala yang Allah memuliakan dirinya dengannya. Allah pun senang padanya. “Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu,” ini dialog dengan ruh pada Hari KIamat, pada saat digiring dan pada saat ajal dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah Komite Fatwa Majelis Ulama KSATatkala orang kafir ditampakkan bagi mereka api neraka, maka orang-orang yang beriman itu dipanggil dan dimasukkan kedalam surga, begitulah perbedaan antara kedua golongan ini. Dikatakana dalam riwayat lain, bahwa maksud dari فادخلي في عبادي yakni wahai jiwa-jiwa ruh yang tenang masuklah kembali kedalam tubuh hamba-hambaku yang beriman, setelah berpisah dalam kematian, maka sekarang masuklah kembali ketubuh-tubuhmu yag dulu ketika didunia kamu membersmainya dalam ketaatan kepada Allah. Ada jiwa yang penuh dengan keburukan dan kesengsaraan, dan jiwa yang berdosa kemudian bertaubat dan mendapat pengampunan, dan ada jiwa yang selalu tenang dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 HLihat tafsir ayat 29📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Fajr ayat 30 29-30. Kemudian Allah perintahkan jiwa yang tenang ini untuk masuk kedalam surga bersamaan dengan siapa yang masuk bersamanya dari kalangan hamba Allah yang bertakwa dan kemudian bersenang-senang dengan apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar dengan telinga dan dipahami dengan hati dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, ini ditujukan kepada ruh orang mukmin pada hari Kiamat dan ditujukan pula kepadanya ketika ia mati.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Fajr Ayat 3029-30. Maka kini masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-ku yang saleh, seperti para nabi, orang yang jujur, pecinta kebenaran, dan syuhada. Dan masuklah bersama mereka ke dalam surga-ku yang telah aku persiapkan untukmu, surga yang penuh kenikmatan. KekAllah di sana selama-lamanya. Terima dan nikmatilah anugerah-ku yang agung ini. 1-3. Aku bersumpah dengan negeri ini, yakni kota mekah, kota kelahiran nabi dan kota suci umat islam. Dan engkau, wahai nabi, bertempat tinggal di negeri mekah ini, membuatnya bertambah mulia. Dan demi pertalian bapak dan anaknya, demi adam dan anak cucunya. Manusia dengan kehendak Allah mengalami siklus dari kanak-kanak menuju dewasa, berkeluarga, beranak pinak, dan berakhir dengan kematian. Inilah fenomena kehidupan yang perlu dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah aneka ragam penjabaran dari banyak mufassirin mengenai makna dan arti surat Al-Fajr ayat 30 arab-latin dan artinya, semoga membawa manfaat bagi kita. Bantu dakwah kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan Artikel Terbanyak Dilihat Tersedia banyak topik yang terbanyak dilihat, seperti surat/ayat Al-Baqarah 45, Al-Hadid 20, Ad-Dukhan, At-Thalaq, Tentang Al-Quran, Ali Imran 139. Serta Al-Isra 25, Al-Jin, Al-Baqarah 43, Al-Qamar 49, Ali Imran 97, Al-Ma’idah 8. Al-Baqarah 45Al-Hadid 20Ad-DukhanAt-ThalaqTentang Al-QuranAli Imran 139Al-Isra 25Al-JinAl-Baqarah 43Al-Qamar 49Ali Imran 97Al-Ma’idah 8 Pencarian ... Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ Arab-Latin Yā ayyatuhan-nafsul-muṭma`innahArtinya Hai jiwa yang tenang. Al-Fajr 26 ✵ Al-Fajr 28 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Fajr Ayat 27 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Fajr Ayat 27 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah mendalam dari ayat ini. Didapati bermacam penjabaran dari banyak mufassirun terkait makna surat Al-Fajr ayat 27, antara lain sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia27-30. Wahai jiwa yang tenang dengan zikir dan iman kepada Allah, dan juga tenang dengan apa yang Allah siapakan bagi orang orang yang beriman,yaitu nikmat surga, Pulanglah kepada tuhanmu dalam keadaan ridha dengan pemuliaan dari Allah kepadamu,dan Allah telah meridhaimu, Masuklah kedalam robongan hamba-hamba Allah yang shalih, Masuklah kedalam surgaku bersama mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram27. Adapun jiwa orang yang beriman, maka dikatakan kepadanya ketika mati dan pada hari Kiamat, “Wahai jiwa yang tenang dengan keimanan dan amal saleh!📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah27-30. Allah memberi kabar gembira bagi orang-orang beriman yang jiwa mereka merasa damai ketika menuju janji dan pertemuan dengan-Nya. jiwa-jiwa yang senantiasa bertaubat ini selalu yakni bahwa Allah adalah tuhan mereka dan selalu ridha atas ketetapan-Nya. Pada hari itu akan dikatakan kepada mereka “Kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha atas kemuliaan dan pahala yang kamu dapatkan.” Mereka telah mendapat apa yang telah mereka inginkan, dan mereka juga diridhai sehingga mereka mendapat tambahan kemuliaan dari Allah melebihi keridhaan mereka. Dan dikatakan kepada mereka “Dan masuklah, -hai jiwa yang tenang-, ke dalam golongan hamba-hamba-Ku yang shalih dan terpilih. Masuklah ke dalam surga di sisi Allah Yang Maha Kuasa.”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah27. يٰٓأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ Hai jiwa yang tenang Yakni jiwa yang yakin dengan keimanan dan yang mengesakan Allah tanpa sedikitpun keraguan.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia27-29 1 . Barangsiapa yang tidak menentramkan hatinya di dunia dengan syari'at Allah dan ketaatan kepada-Nya, maka dia tidak akan merasakan ketentraman di akhirat, dan tidak pula akan mendengarkan panggilan yang agung dan mulia itu { يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ , ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً , فَادْخُلِي فِي عِبَادِي , وَادْخُلِي جَنَّتِي } , tenangkanlah hati di dunia, maka kamu akan merasakan ketenangan yang jauh lebih damai di akhirat nanti. 2 . { فَادْخُلِي فِي عِبَادِي , وَادْخُلِي جَنَّتِي } Perhatikan dua ayat ini, tahukan Anda rahasia dibalik didahulukannya ayat { فَادْخُلِي فِي عِبَادِي } sebelum ayat { وَادْخُلِي جَنَّتِي } , yaitu ketika di dunia Allah mengajak setiap jiwa untuk mendekatkan diri dan menghamba hanya kepada-Nya yang hal itu merupakan salah satu nikmat Allah yang paling besar atas hamba-hamba Nya, lalu bagiamana jika Allah mengajak hamba-Nya untuk masuk kedalam surga dengan jaminan segala kenikmatan yang jauh lebih besar.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah27. Dan dikatakan kepada jiwa yang telah mati “Wahai jiwa yang meyakini Allah, yang tenang karena selalu mengingatNya, dan ridha atas takdirNya”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Wahai jiwa yang tenang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H27-30. Sedangkan orang yang beriman kepada Allah dan merasa tenang dengan keimanan tersebut, serta membenarkan para rasulNya, maka dikatakan padanya, “Hai jiwa yang tenang,” dengan mengingat Allah dan damai pada cintaNya, yang matanya sejuk karena Allah, “kembalilah kepada Rabbmu,” yang merawatmu dengan nikmatNya dan menyempurnakan kebaikanNYa padamu hingga kau menjadi salah satu wali dan kekasihNya, “dengan hati yang puas lagi diridhaiNya,” yakni senang pada Allah dan pada pahala yang Allah memuliakan dirinya dengannya. Allah pun senang padanya. “Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu,” ini dialog dengan ruh pada Hari KIamat, pada saat digiring dan pada saat ajal menjelang.📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah Komite Fatwa Majelis Ulama KSADan pada hari itu juga terdengarlah panggilan "waha jiwa yang tenang, jiwa yang lembut, jiwa yang tenang karena ketaannya kepada Allah, jiwa-jiwa yang tenag itu akan dipanggil pada hari kiamat untuk memuliakan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 HKemudian Allah menutup surat ini dengan kabar yang membahagiakan hati dan melapangkan dada, Allah berfirman يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ 27 ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً " Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya." ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ " Kembalilah kepada Tuhanmu " ucapan ini akan dikatakan kepada seorang mukmin ketika dicabut nyawa saat detik-detik terakhir di dunia. Akan dkatakan kepada ruhnya Keluarlah wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju rahmat Allah dan keridhoan. Ia akan akan senang dan bergembira, dan keluar dengan mudah dari jasad. Karena dia mendapatkan berita sesuatu yang lebih nikmat dari kenikmatan yang ada di dunia seluruhnya. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda لَمَوْضِعُ سَوطِ أَحَدِكُمْ فِي الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَماَ فِيهَا "Tempat cemeti salah seorang dari kalian di surge lebih baik dari dunia dengan segala isinya"1 Cemeti seorang insan, tongkat yang pendek, tempat cemeti di surga lebih baik dari dunia dengan segala isinya. Bukan dunia anda sendiri saja, tapi dunia dari awal hingga akhir dengan segala kenikmatan, kepemilikan, kemewahan dan yang lainnya. Tempat cemeti lebih baik dari dunia dan seisinya, bagaiamana dengan orang yang melihat kerajaannya sejauh perjalanan dua tahun, dua tahun melihat yang terjauh sebagaimana melihat yang terdekat, kenikmatan yang tidak mungkin kita jangkau dengan jiwa dan gambaran kita, فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ " Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu bermacam-macam nikmat yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. "QS. As-Sajdah 17 النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ "Jiwa yang tenang" Maksudnya Yang beriman dan tenang, karena anda tidak akan mendapatkan jiwa yang lebih tenang dari jiwa seorang mukmin selamanya, seorang mukmin jiwanya baik dan tenang. Oleh karenanya Rasul shallallaahu 'alaihi wa sallam takjub kepada seorang mukmin, beliau bersabda عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ, إِنْ أَصَابَتْهُ شَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ "Alangkah menakjubkan perkara seorang mukmin, sungguh segala perkaranya baik, jika ia ditimpa keburukan ia bersabar, maka ini baik baginya, dan jika iamendapat kebaikan dia akan bersyukur, ini baik baginya"2 Ia tenang. Meridhai ketetapan dan taqdir Allah, tidak murka karena musibah-musibah dan tidak angkuh ketika mendapat kenikmatan-kenikmatan, tapi ia bersyukur saat memperoleh kenikmatan-kenikmatan, dan bersabaar saat mendapat bencana, sehingga anda mendapatinya tenang. Tetapi orang yang kafir, atau yang lemah imannya tidak akan tenang, jika musibah menimpanya ia akan berkeluh kesah dan murka, dan ia melihat dirinya merasa terzalimi oleh Allah wal-'iyadzu billah, sampai-sampai sebagian mereka bunuh diri dan tidak bersabar, tidak tenang, ia selalu gelisah, ia melihat kepada dirinya. Jika hartanya sedikit, keturunannya sedikit tidak punya istri, tidak ada yang melindungi, ia mengatakan saya tidak berada dalam kenikmatan, karena fulan punya harta, punya banyak istri, punya banyak anak, punya suku yang melindungi, sedangkan saya tidak punya apa-apa. Ia tidak melihat Allah telah memberikan nikmat kepadanya, karena kelemahan imannya, ia tidak tenang, ia salalu gelisah, oleh karenyana kita melihat saat ini banyak orang-orang pergi ke berbagai tempat, untuk menghifur diri mereka, dan menghilangkan rasa sakit dan lelah, teetapi itu semua tidak akan menghilangkannya melainkan keimanan, keimanan hakiki itulah yang akan mengantarkan kedalam ketenangan, maka jiwa yang tenang adalah jiwa yang beriman, beriman di dunia, aman dari azab Allah di hari kiamat. Sebagian salaf mengatakan ucapan yang menakjubkan "Seadainya para raja, dan anak-anak raja mengetahui ketentraman yang kita rasakan, pasti mereka menghukum kita dengan pedang karena sebab itu" apakah kalian melihat ada yang lebih banyak mendapatkan kenikmatan dunia dibanding dengan para raja dan anak-anak raja? Secara lahiriah tidak ada seorang pun yang lebih banyak kenikmatannya dibanding mereka, tetapi hati-hati mereka tidak seperti hati-hati orang yang beriman. Seorang mukmin yang tidak memiliki sesuatu kecuali baju tang ditambal, rumah gubuk yang melindunginya dari hujan dan terik matahari, tetapi dia beriman. Kenikmatan dunianya lebih utama daripada kenikpatan yang dimiliki para raja dan anak-anak raja, karena hati merekat disinari dengan cahaya Allah, cahaya keimanan. Inilah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, dipenjara dan disakiti karena Allah 'Azza Wa Jalla. Ketika dipenjara dan ditutup pintunya, beliau rahimahullaah mengatakan فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ "Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa."Al-Hadid 13 beliau mengatakan ini sebagai ungkapan senang atas nikmat dari Allah dan bukan karena berbangga, kemudian mengatakan "Apakah yang dilakukan musuh-musuhku kepadaku?-apapun yang mereka lakukan kepadaku tetap surgaku berada di hatiku – maksudnya Keimanan, ilmu dan keyakinan, dan sungguh pemenjaraanku ini adalah penyendirian dengan Allah, dan diasingkannya diriku jika beliau diasingkan adalah rekreasi dan jika aku dibunuh maka ini adalah syahadah mati syahid" Inilah keyakianan yang teguh, inilah ketenangan sebenarnya. Manusia yang dipenjara, ia berfikir bagaimana masa depanku, bagaimana masa depan anak-anak dan keluargaku, juga kaumku, sedangkan syaikhul Islam mengatakan surgaku terletak di hatiku, beliau benar. Mungkin inilah rahasia dalam firman-Nya Tabaaraka Wa Ta'aala لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولَى "mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia." Ad-Dukhan 56 Maksudnya Di surga, mereka tidak akan merasakan kematian kecuali kematian yang pertama di dunia. Dan diketahui bahwa di surge tidak ada kematian pertama, atau kedua, tetapi di saat kenikmatan di hati terbentang sejak berada di dunia sampai masuk surge, maka seakan-akan dunia dan akhirat semuanya menjadi surge, dan tidak ada kematian kecuali sekali saja. رَاضِيَةً ridha dengan apa yang telah Allah berikan berupa kenikmatan, dan مَرْضِيَّةً diridhai di sisi Allah 'Azza Wa Jalla, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا "Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap limpahan rahmat Nya."Al-Mujadalah 22 1 Dikeluarkan Bukhari 6415 dari hadits Sahl Bin Sa'ad radhiyallaahu 'anhu 2 Dikeluarkan Muslim 2999 dari hadits Shuhaib Bin Sinan radhiyallaaahu 'anhu📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Fajr ayat 27 27-28. Kemudian Allah memerintahkan jiwa manusia yang suci, bersih, tenang dengan janji Allah untuk kembali kepada Rabbnya dengan kondisi ridha dengan sumpah Allah baginya berupa balasan dan pahala, dan ia diridhai oleh-Nya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, orang mukmin. Ia tenang kepada dzikrullah dan tenang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Fajr Ayat 27Allah berfirman kepada manusia yang beriman dan beramal saleh, 'wahai jiwa yang tenang, tenteram, damai, dan tidak takut apa pun serta tidak merasa sedih karena apa pun. 28. Kembalilah kepada tuhanmu yang telah menciptakanmu dan mendidikmu, dengan hati yang rida atas pahala dan nikmat yang Allah siapkan untukmu, dan di ridai-Nya karena Allah telah menerima amalan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian berbagai penafsiran dari berbagai ahli tafsir terkait makna dan arti surat Al-Fajr ayat 27 arab-latin dan artinya, semoga bermanfaat untuk kita bersama. Bantulah perjuangan kami dengan memberi hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan Konten Banyak Dilihat Kaji banyak topik yang banyak dilihat, seperti surat/ayat Al-Isra 25, Tentang Al-Quran, Al-Qamar 49, Al-Baqarah 43, Al-Hadid 20, Ad-Dukhan. Ada pula Ali Imran 97, At-Thalaq, Al-Baqarah 45, Al-Jin, Al-Ma’idah 8, Ali Imran 139. Al-Isra 25Tentang Al-QuranAl-Qamar 49Al-Baqarah 43Al-Hadid 20Ad-DukhanAli Imran 97At-ThalaqAl-Baqarah 45Al-JinAl-Ma’idah 8Ali Imran 139 Pencarian ... Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah يَـٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ Yaaa ayyatuhan nafsul mutma innah English Translation Here you can read various translations of verse 27 [To the righteous it will be said], “O reassured soul, Yusuf AliTo the righteous soul will be said “O thou soul, in complete rest and satisfaction! Abul Ala MaududiOn the other hand it will be said “O serene soul! Muhsin KhanIt will be said to the pious “O you the one in complete rest and satisfaction! PickthallBut ah! thou soul at peace! Dr. GhaliO you self that is composed, Abdel Haleem[But] you, soul at peace Muhammad Junagarhiاے اطمینان والی روح Quran 89 Verse 27 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Fajr ayat 27, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 8927 On the other hand it will be said “O serene soul![18] 18. Peaceful and fully satisfied soul The man who believed in Allah, the One, as his Lord and Sustainer, and adopted the way of life brought by the Prophets as his way of life, with full satisfaction of the heart, and without the least doubt about it, who acknowledged as absolute truth whatever creed and command he received from Allah and His Messenger, who withheld himself from whatever he was forbidden by Allah’s religion, not unwillingly but with perfect conviction that it was really an evil thing, who offered without sacrifice whatever sacrifice was required to be offered for the sake of the truth, who endured with full peace of mind whatever difficulties, troubles and hardships he met on this way and who felt no remorse on being deprived of the gains and benefits and pleasures in the world which seemed to accrue to those who followed other ways but remained fully satisfied that adherence to true faith had safeguarded him against those errors. This very state has been described at another place in the Quran as sharh sadr. Surah Al-Anaam, Ayat 125. Ibn-Kathir The tafsir of Surah Fajr verse 27 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Fajr ayat 21 which provides the complete commentary from verse 21 through 30. Quick navigation links PERTANYAAN Assalaamu alaikum. Ustadz wal ustadzah, mohon pencerahannya, siapakah yang dimaksud oleh Allah dalam suroh Al-Fajr ayat 27 sampai 30 ? Alak Mandailing Nasution. JAWABAN Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Berikut teks Surat al fajr ayat 27-30 يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾ Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. Dalam kitab tafsir ibnu katsir dijelaskan Dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah " Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku " Ibnu abbas berkata ayat tersebut turun dan Abu bakar sedang duduk kemudian berkata " wahai Rasululloh, betapa indahnya ini ?", kemudian Rasul bersabda " adapun ayat ini akan dikatakan kepadamu " HR Ibnu abi hatim . Dari said bin jubair berkata " aku membaca disamping Nabi shollallohu alaihi wasallam ayat " Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku " kemudian abu bakar berkata " sesungguhnya ayat ini indah "kemudian Nabi shollallohu alaihi wasallam berkata kepadanya " sesungguhnya malaikat akan mengatakan ayat ini kepadamu ketika kematian " HR Ibnu abi hatim dan Ibnu jarir, mursal jayyid. Dari said bin jubair berkata Ibnu abbas wafat di taif, kemudian datang seekor burung yang tidak diketahui bentuknya lalu masuk kedalam kerandanya, kemudian burung tsb tidak ada kelihatan keluar ketika dikebumikan, ada yang membaca ayat ini disamping kubur tapi tidak dketahui siapa yang membacanya " Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku " Riwayat Ibnu abi hatim dan At Tabrani. Dari qubat bin ruzain abi hasyim berkata " aku ditawan di negara romawi, kami dikumpulkan oleh sang raja romawi dan dia menawarkan agamanya kepada kami, barang siapa menolak maka dipancung, ada tiga orang yang murtad kemudian orang ke empat tidak mau masuk keagama sang raja dan akhirnya dipancung dan kepalanya dibuang di sungai daerah tersebut tenggelam kemudian terapung di atas air sambil melihat ke tiga orang yang murtad tadi dan berkata " Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku "kemdian kepala tersebut tenggelam kedalam saja orang-orang nasrani masuk islam dan singgasana sang raja orang tadi kembali masuk islam, lalu datanglah tebusan dari kholifah Ja'far al mansur dan kami selamat. Wallohu a'lam bis showab. - kitab tafsir ibnu katsir 8/401 وقال ابن أبي حاتم حدثنا علي بن الحسين ، حدثنا أحمد بن عبد الرحمن بن عبد الله الدشتكي ، حدثنا أبي ، عن أبيه ، عن أشعث ، عن جعفر ، عن سعيد بن جبير ، عن ابن عباس في قوله يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية قال نزلت وأبو بكر جالس ، فقال يا رسول الله ، ما أحسن هذا . فقال " أما إنه سيقال لك هذا " . ثم قال حدثنا أبو سعيد الأشج ، حدثنا ابن يمان ، عن أشعث ، عن سعيد بن جبير قال قرأت عند النبي - صلى الله عليه وسلم - يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية فقال أبو بكر ، رضي الله عنه إن هذا حسن . فقال له النبي - صلى الله عليه وسلم - " أما إن الملك سيقول لك هذا عند الموت " . وكذا رواه ابن جرير ، عن أبي كريب ، عن ابن يمان ، به . وهذا مرسل حسن . ثم قال ابن أبي حاتم وحدثنا الحسن بن عرفة ، حدثنا مروان بن شجاع الجزري ، عن سالم الأفطس ، عن سعيد بن جبير قال مات ابن عباس بالطائف ، فجاء طير لم ير على خلقه فدخل نعشه ، ثم لم ير خارجا منه فلما دفن تليت هذه الآية على شفير القبر ، ما يدرى من تلاها يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية فادخلي في عبادي وادخلي جنتي . رواه الطبراني عن عبد الله بن أحمد عن أبيه ، عن مروان بن شجاع ، عن سالم بن عجلان الأفطس ، به فذكره . وقد ذكر الحافظ محمد بن المنذر الهروي - المعروف بشكر - في كتاب " العجائب " بسنده عن قباث بن رزين أبي هاشم قال أسرت في بلاد الروم ، فجمعنا الملك وعرض علينا دينه ، على أن من امتنع ضربت عنقه . فارتد ثلاثة ، وجاء الرابع فامتنع ، فضربت عنقه ، وألقي رأسه في نهر هناك ، فرسب في الماء ثم طفا على وجه الماء ، ونظر إلى أولئك الثلاثة فقال يا فلان ، ويا فلان ، ويا فلان - يناديهم بأسمائهم - قال الله تعالى في كتابه يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية فادخلي في عبادي وادخلي جنتي ثم غاص في الماء ، [ قال ] فكادت النصارى أن يسلموا ، ووقع سرير الملك ، ورجع أولئك الثلاثة إلى الإسلام . قال وجاء الفداء من عند الخليفة أبي جعفر المنصور فخلصنا . LINK DISKUSI

kaligrafi surat al fajr ayat 27 30